“Setiap keluarga bertanggung jawab dalam pendidikan”
Allah telah memerintahkan di dalam Al Qur'an agar setiap hamba-Nya yang beriman mendidik dirinya dan generasi keturunannya dengan sungguh-sungguh guna melindungi dari marabahaya, kegagalan, kemelaratan dan kesengsaraan yang sesungguhnya, yakni memperoleh kedudukan akhirat di neraka.
"Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." (QS. At-Tahrim: 6)
Makna "Jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka", menurut Ibnu Abbas r.a. adalah "addibuuhum wa 'allimuuhum". "Didiklah dirimu dan keluargamu agar menjadi manusia yang beradab dan berilmu. ''Adab dan "ilmu" merupakan dua kata kunci agar kita sekeluarga selamat dari api neraka (Husaini, A. 2018). Dr. Adian Husaini dalam bukunya "Pendidikan Islam" menjelaskan bahwa adab merupakan perilaku yang benar, terlahir dari hikmah, dan mengantarkan kepada keadilan.
Maka, visi misi setiap keluarga beriman haruslah berfokus pada ketaatan kepada Allah yang mengantarkan pada kesuksesan di akhirat dan keselamatan dari api neraka.
“Anak bertakwa dan beradab, kuncinya bukan di sekolah”
كلّ مولود يولد على الفطرة فأبواه يهودانه أو ينصّرانه أو يمجّسانه (رواه المسلم)
“Setiap anak terlahir dalam keadaan fitrah (muslim). Maka ayah dan ibunya lah yang kemudian menjadikan ia Yahudi, Nashrani, atau Majusi.” (HR. Muslim)
Kewajiban dan tanggung jawab utama pendidikan ada pada keluarga. Sekolah berperan sebagai partner pendidik bagi orang tua.
Sebuah kelalaian bagi setiap orang tua jika menggarisbawahi peran pendidik yang utama pada sekolah. Bak pohon yang menggantungkan hidupnya pada batangnya. Padahal hidupnya ditopang oleh akarnya. Akar yang kokoh akan menjadikan batang dan dahan kuat, menumbuhkan dedaunan yang hijau serta menghasilkan buah yang manis.
Gambaran persentase peran pendidikan (Orang tua – Sekolah – Lingkungan).
Perlunya kolaborasi yang solid antara Kuttab dan keluarga dalam mewujudkan anak-anak penerus generasi yang bertakwa. Kuttab dan keluarga harus menjalankan peran dan tanggung jawabnya dengan adil. Karena ruh kemuliaan ilmu ada pada adab yang luhur. Sementara adab yang luhur tidak akan tertanam melalui teori dan ceramah belaka. Adab yang luhur terbentuk melalui hikmah, keteladanan, pembiasaan dan penegakan aturan melalui orang tua, anggota keluarga, guru dan masyarakat.
Puncak gunung yang tinggi dicapai melalui permulaan satu langkah kaki.
Mari maju langkahkan kaki memulai pendakian untuk membangun generasi yang unggul dalam takwa. Tidak ada kata terlambat selama nyawa belum tercabut dari kandung badan. Kita semua mungkin bisa melangkah, namun tidak semua memiliki ketangguhan jiwa untuk meneruskan langkah kaki dalam pendakian mulia ini.
Mari memohon kepada Allah. Semoga Allah meridhai ikhtiar kita, menguatkan langkah kita, menerangi dengan ilmu-Nya sehingga panjangnya pendakian tidak melemahkan jiwa kita.
Semoga kelak kita mencapai puncak gunung ketakwaan yang tinggi. Semoga kelak kita bahagia melihat anak-anak kita menjadi generasi penerus peradaban pemakmur bumi.
Jika nyawa telah habis meski puncak gunung belum tercapai. Kita telah tercatat sebagai orang tua dan pendidik yang amanah dan tidak lalai terhadap perintah Allah kepada anak kita. Jiwa pun ridha bertemu pemilik-Nya. InsyaaAllah.
Aamiin Yaa Rabbal’alamiin.