“Reformasi Pendidikan”
Banyak orang tua yang meyakinkan anaknya bahwa tugas utamanya adalah belajar. Mengerjakan PR, membaca buku pelajarannya, mempersiapkan perlengkapan sekolah esok hari, berangkat ke sekolah, lalu kelak berhasil mengerjakan ujian dan mendapatkan nilai yang bagus. Orang tua tipe ini sudah sangat puas jika anaknya 'anteng' dalam bersekolah.
Di sisi lain banyak juga orang tua yang memberikan tugas-tugas kemandirian di rumah, seperti merapikan rumah, menyapu, mengepel, mencuci, menyetrika, dan lain sebagainya.
Tidak sedikit orang tua yang 'mengalah' dengan tugas belajar dari sekolah yang menuntut anak harus mengerjakannya sehingga memaklumi anak yang "tidak sempat" melakukan tugas kemandirian dari orang tua.
Walhasil, anak-anak selesai sekolah bahkan hingga jenjang perguruan tinggi. Mereka menggunakan ijazah untuk mencari kerja. Ada sebuah rahasia umum bahwa 'dunia kerja berbeda dengan apa yang dipelajari di bangku sekolah'. Tidak sedikit yang mengambil kursus-kursus tambahan karena kompetensi dirinya yang belum mencukupi. Banyak juga yang pekerjaannya tidak sesuai dengan ijazahnya. Pahitnya, banyak lulusan sarjana yang kebingungan belum dapat pekerjaan.
Mari kita lihat bagaimana para pencari kerja ini beraktivitas di rumahnya. Alih-alih berusaha melakukan aktivitas bermanfaat atau menciptakan sebuah karya, bahkan membantu pekerjaan orang tua di rumah pun mungkin tidak. Tidak sedikit yang kemudian terjerumus hal-hal negatif yang merugikan diri dan keluarganya.
Lebih jauh lagi, bagaimana para lulusan berijazah ini kemudian menjalani kehidupan berumah tangga?
Ternyata banyak yang "terkejut" dan "kebingungan" bagaimana menjalani kehidupan berumah tangga. Ada yang pusing bagaimana mengatur keuangan rumah tangga. Ada yang tidak bertanggung jawab bagaimana menjadi pasangan. Ada pula yang bingung bagaimana seharusnya berperan menjadi orang tua.
Maka, sebenarnya anak-anak disekolahkan itu untuk apa?
Apakah hanya untuk bisa mengerjakan ujian? Apakah hanya untuk memperoleh ijazah? Apakah hanya agar bisa bekerja?
Refleksi ini mengantarkan kepada kesimpulan, bahwa kita membutuhkan "Reformasi Pendidikan".
Jika kita mengaku sebagai orang Islam. Bukankah agama ini pedoman paripurna yang mengantarkan kepada keseimbangan hidup di dunia dan akhirat? Maka, sudah pasti kita yang belum hidup sesuai pedoman.
Mari pahami, hayati, dan gerakkan praktik pendidikan yang sesuai dengan dasar filosofis Islam yang benar jika benar-benar reformasi pendidikan ingin kita capai. (Pelajari Falsafah Pendidikan)
Konstruksi kurikulum adab di Kuttab Nurul Jannah terdiri dari dimensi iman, ilmu, dan amal.
Target utamanya adalah anak didik mampu menguasai ilmu-ilmu fadhu 'ain. Yaitu ilmu yang wajib dimilikinya untuk mendukung hajat utama hidupnya sebagai manusia, antara lain:
Ilmu Al-Qur'an sebagai dasar paradigma hidupnya untuk memahami kiprah hidupnya sebagai khalifah fil ardhi (pemimpin di bumi).
Kemampuan berbicara, membaca, menulis dan berhitung sebagai bahan bakar pematangan akal sebagai manusia yang sempurna (insan kamil).
Kemampuan manajemen pribadi mulia (ber-akhlaqul karimah), seperti birrul walidain (berbakti kepada kedua orang tua), ukhuwah islamiyah (persaudaraan islam), keadilan, kejujuran, kedisipilinan, keterampilan hidup (life skills), antara lain bangun pagi, membersihkan diri dan lingkungannya, memasak, mencuci, dan seterusnya.
Kemampuan ibadah mahdhah yang benar dan khusyuk sehingga tercapai penyucian jiwa (tazkiyatun-nafs) sebagai tujuan utama beribadah kepada Allah.
Asesmen dan penentuan jenjang kenaikan tingkat tidak sepihak ditentukan oleh sekolah. Namun, anak didik juga terlibat untuk menghisab dirinya sendiri, begitu pula orang tuanya dan pihak masyarakat di lingkungan sekitarnya. Karena penilaian utamanya ada pada tercapainya adab, yaitu perilaku yang adil dan benar.
Anak didik tidak sekedar dituntut sekolah untuk bisa mengerjakan ujian. Namun, dengan Kurikulum Adab anak didik mampu belajar menjadi manusia sempurna.
Ya Rabb, bimbinglah kami...
● Doa
● Tazkiyatun-Nafs
● Kisah Para Nabi dan Rasul
● Sirah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
● Sejarah Indonesia.
● Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial.
● Berhitung-Matematika-Sempoa
● Bahasa Indonesia
● Penguatan Iman-Membaca
● Fiqih Ibadah
● Bahasa Arab
● Bahasa Inggris
● Tahsin
● Tahfidz
● Tadabbur
● Imla’
● Tajwid
● Olahraga
● Beramal Berbicara
● Beramal Menulis
● Kreativitas dan seni: seni melukis, seni berkisah, puisi, drama.
● Kepanduan
● Life skills/Keterampilan Hidup Dasar: penggunaan alat rumah tangga, dekorasi, memasak, pertanian, peternakan, pertukangan.
07.00 - 07.15 (Ikrar - Disiplin Pagi)
07.15 - 07.25 (Recall Ilmu)
07.25 - 07.40 (Doa - Penguatan Adab)
07.40 - 08.15 (Quran Time 1)
08.15 - 08.45 (Olahraga)
08.45 - 09.00 (Kudapan)
09.00 - 10.00 (Quran Time 2)
10.00 - 11.30 (Deep Learning)
Adzan Dzuhur (Hayya ‘ala ash-sholah)
12.30 - 13.00 (Mindfulness)
06.30 - 06.45 (Ikrar - Disiplin Pagi)
06.45 - 06.55 (Recall Ilmu)
06.55 - 07.10 (Doa - Penguatan Adab)
07.10 - 07.45 (Quran Time 1)
07.45 - 08.15 (Olahraga)
08.15 - 08.30 (Kudapan)
08.30 - 09.45 (Quran Time 2)
09.45 - 11.30 (Deep Learning)
Adzan Dzuhur (Hayya ‘ala ash-sholah)
12.30 - 13.00 (Mindfulness)
06.00 - 06.15 (Ikrar - Disiplin Pagi)
06.15 - 06.25 (Recall Ilmu)
06.25 - 06.40 (Doa - Penguatan Adab)
06.40 - 07.15 (Quran Time 1)
07.15 - 07.45 (Olahraga)
07.45 - 08.00 (Kudapan)
08.00 - 09.30 (Quran Time 2)
09.30 - 11.30 (Deep Learning)
Adzan Dzuhur (Hayya ‘ala ash-sholah)
12.30 - 13.00 (Mindfulness)